NATALIUS PIGAI MELAWAN

Natalius Pigai aktifis HAM, saat ini sedang viral di bully Rasisme oleh para pendukung regime Pemerintah. Apa yang akan dilakukan oleh Natalius Pigai, sebagai perlawanannya? Apa yang akan dilakukan Pemerintah, melawan gerakan simpati Pigai dari masyarakat Papua dan International?

Silahkan simak disini

ARYATI

Lagu-lagu lama memang mempesona. Saya mencobanya dengan sentuhan yang lain, suatu kehormatan bila berkenan menyimaknya, disini :

Kalimantan is the lost World

Awal tahun 2000an, saya ke Kalimantan Tengah, meliput aktifitas Dr. Birrute Galdikas, ahli Orang Utan Dunia. Beliau mengeluhkan pengrusakan hutan di Kalteng termasuk di kawasan Hutan LIndung Tanjung Puting. Lalu menunjukan pohon Jenis Kayu Ulin yg umurnya sudah 7 tahun tapi baru setinggi 40cm.

Sebenarnya Ia ingin menjelaskan, bahwa penebangan Hutan itu, tidak akan pernah kembali menjadi hutan lagi, karena sekaligus menghilangkan seluruh habitat binatang binatang penanam pohon pohon secara alami itu.

Dan ternyata benar. 20 tahun kemudian sy kembali, ke Hutan Tanjung Puting itu, tinggal pohon pohon kayu yg ada disepanjang pinggir pinggir sungai saja.

Sedih banget, tidak lagi melihat Orang Utan liar di habitatnya. Bekantan2 yg menari-nari, terjun bebas dan lucu lucu itu, yang biasa bermain dipohon-pohon Hutan lebat itu. Nyanyian burung burungpun nyaris sirna sudah.

Para perambah hutan itupun, bukan saja menghabisi kayu, juga para kuli tinta yg melaporkan aktifitas mereka.

BANJIR ITU KARENA CURAH HUJAN YG TINGGI

Ingatkan dengan Hukum Newton, kan? Gara-gara melihat buah apel jatuh kebawah, tidak keatas, atau tidak pula selingkuh kesamping. Lahir teori gravitasi.

“Kami berdua pergi ke kebun untuk meminum teh di bawah pohon apel. Di saat itulah teori gravitasi muncul di benaknya. Dia bertanya kepada dirinya sendiri, “mengapa apel itu harus selalu turun secara tegak lurus ke tanah?” atau “mengapa apel itu tidak pergi ke samping, atau ke atas? Tetapi terus-menerus ke pusat bumi?” Alasannya adalah bumi menariknya.

”Nah, Presiden kita, berteori seperti ini, seolah-olah menyangkal teori lama, penyebab banjir itu karena hutan yang gundul. Lalu dia bilang begini : “Mengapa banjir ?, Karena curah hujannya besar. Air tegak lurus turun ke bumi”.

Kata WALHI, sebaiknya tidak perlu ditinjau.