Vickinisasi dalam Islam

sholatied1Setelah memotret kehidupan manusia yang sedang khusyu melaksanakan keyakinan agamanya, akhirnya saya menemukan gambar yang pas yaitu “vickism”, hanya lancar betutur – tetapi keliru dalam menerapkan gramatika kehidupannya sehari-hari.

Karena itu saya definisikan bahwa  “Vickism” itu adalah gaya berbahasa, seperti Vicky, yang gado-gado, mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Kedua bahasa itu tidak dipergunakan dengan kaidah yang baku sehingga akhirnya terkesan sok pintar. Pada saat yang sama, ia tidak mengerti apa yang dia omongkan.

Ada ustadz yang karena suaranya enak di dengar, berjenis tenor, kemudian membaca ayat al-qur’an, di reka-reka yang harusnya di baca dua harat, karena suara tenornys itu, melengking panjang, jadilah 5 harkat. Dalam kaidah gramatika lugat arab, panjang pendeknya suatu bacaan menjelaskan artinya yang berbeda, yaitu singular (sendirian) dan jamak (banyak orang).

Masuk ke pelaksanaan ibadah lainnya, seperti kebiasaan kita berqur’ban, pada bulan haji ini. Awalnya perintah berqurban itu, memberikan pelajaran keta’atan berserah diri kepada perintah Allah-kan hanya dalam mimpi!!!. Esensi. Tetapi berproses mejadi subtansi, diganti dengan menyembelih hewan qurban (binatang yang mejadi qorban menggantikan keihlasan keta’atan itu). Nah..sekarang sudah beranjak lagi ke Business, lahirlah nilai baru, keihlasan dan keta’an itu, ada pada hewan yang besar, sehat, kemudian di beri label hewan Super, Grade A, B atau C. Dari esensi ke subtansi, lalu menjadi business tahunan.

Bulan ramadhan baru kita lalui. Esensi awalnya adalah latihan pengendalian diri dari hawa nafsu. Tetapi kemudian berproses menjadi perilaku konsumerisme hingga meningkatkan inflasi yg sangat tinggi, kemacetan, tidak produtif dan melakukan kebodohan masal setiap tahun. Nekad pulang mudik.

Akhirnya perintah membaca – fenoma alam semesta (Iqra) didalam al-quran, diwujudkan kemudian menjadi “musabaqah tilawatil quran”, di berbagai tingkatan, local, regional, nasional hingga ke tingkat international.

Inilah Vickism.